Julianhuis yang menjadi Gedung London Sumatera merupakan saksi bisu sejarah panjang kota Medan dari masa ke masa. Bangunan tua peninggalan Belanda di Komplek Kesawan Square tersebut, ikut mewarnai jejak historis Tanah Deli semenjak era 90-an hingga sekarang.
HIGHLIGHT: GEDUNG LONSUMAdapun pendiri Gedung Lonsum, David Harrison merupakan pengusaha asal Britania Raya. Gedung berlantai 4 tersebut dibangun tahun 1906 untuk keperluan manajemen perusahaan Harrison & Crossfield Company (H&C) yang dimilikinya bersama Joseph Crosfield dan Smith Harrison.
Kendati tidak dikenai tiket masuk, mengunjungi Gedung Lonsum tidaklah bebas. Setiap wisatawan harus mendapatkan izin akses dari pengelola dengan syarat-syarat tertentu. Namun, kalian bisa menikmatinya dari luar bangunan.
Perjalanan Gedung London Sumatera (Lonsum)
![]() |
gedung lonsum saat malam hari - image travelingmedan.com |
Gedung Lonsum (London Sumatera)
| |
---|---|
Tahun Bersejarah |
Deskripsi
|
1906 | Babak awal pembangunan Gedung Lonsum, semula dinamai Julianahuis |
1910 | Merupakan tahun pertama gedung perkantoran tersebut dipakai oleh Harrison & Crossfield Company (H&C). |
1982 | Gedung beserta aset-aset perusahaan H&M berpindah tangan setelah dijual kepada Sime Darby, sebuah perusahaan internasional dari Malaysia. |
1994 | London Sumatera Plantation Ltd membeli seluruh saham dan kepemilikan aset perkebunan Sime Darby. Semenjak itu, nama Gedung Julianahuis pun diubah. |
Fakta-fakta Menarik di Gedung London Sumatera
![]() |
gedung lonsum atau london sumatera adalah salah satu potret wisata tempo dulu di medan |
1. Gedung Berlift Pertama di Pulau Sumatera
Dari sekian banyak gedung tua di Medan, inilah satu-satunya yang sedari pertama dibangun sudah diberi fasilitas lift. Bahkan di Pulau Sumatera, Indonesia sendiri, Tempat wisata heritage tersebut bisa dikatakan sangatlah modern pada masanya. Pasalnya, lift itu menjangkau kelima lantai, dari lantai 1 sampai ke bagian puncak.
2. Belum Pernah Direnovasi
Meskipun sudah berusia lebih dari seabad, belum pernah terjadi revitalisasi Gedung London Sumatera. Karena itu, keaslian obyek wisata di Medan berupa bangunan kuno ini bisa dibilang masih 90 persen. Kecuali perbaikan di beberapa ruangan.
3. Seusia dengan Ratu Juliana
Gedung yang indah ini dibangun bertepatan dengan kelahiran Ratu Juliana di Inggris. Itulah salah satu alasan kenapa gedung ini diberi nama Juliana Building oleh David Harrison sebelum akhirnya nama itu diubah menjadi Gedung Lonsum.
4. Landmark Kota Medan
Keindahan bangunan kuno yang merupakan saksi bisu era 90-an di ibu kota Sumatera Utara ini tak jauh berbeda dengan Rumah Tjong A Fie dan Balai Kota Lama. Karenanya, oleh pemerintahan kota, dijadikan sebagai situs sejarah sekaligus simbol visual yang menandai kota Medan.
Aktivitas Wisata
![]() |
image via @woi.mams |
Gedung tersebut sering kali terpilih jadi objek foto kota tua di Medan. Meski pemandangannya tak lagi begitu sempurna karena dihalangi oleh baliho dan tiang listrik. Tak jarang juga dijumpai fotografer yang mengambil foto prewedding disini.
Baca Juga: 5 Gereja Tertua di Medan yang Indah dan KlasikSetelah melihat keseluruhan gedungnya dari luar, teman TM bisa beranjak ke spot kuliner Merdeka Walk. Sembari berjalan ke pusat jajanan itu, kamu dapat menengok deretan bangunan tua yang masih bertahan di kawasan Kesawan.
Lokasi
Terletak di jantung kota, keberadaan Gedung London Sumatera mudah ditemukan karena akses ke lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi publik. Tempat wisata ini beralamat di Jl Jendral Ahmad Yani, No 2, Kesawan, Medan Barat, Kota Medan, Sumatera Utara.Bernostalgia tentang eksotika Medan di era 90-an, Gedung London Sumatera menjadi spot yang bisa kamu kunjungi. Selain menawarkan keindahan bangunan bergaya Eropa, destinasi heritage di tengah kota ini juga memberikan pengalaman berlibur yang sarat akan sejarah.