Atraksi sunrise dan sunset di Bukit Muhasabah bisa jadi alasan wisatawan mengunjungi destinasi di sebelah selatan Kota Panyabungan ini. Selain adegan alam itu, bukit di ketinggian 265 mdpl tersebut masih punya pesona Tor Sihite yang tak akan kamu temukan di wisata Mandailing Natal lainnya.
Boleh disebut bahwa Bukit Musahabah menawarkan panorama komplit yang pasti digemari oleh para penikmat keindahan. Mulai dari pemandangan hijau khas pegunungan tropis hingga view point Panyabungan yang gamblang menyuguhkan lanskap kota dengan angle luar biasa.
1. Ngos-ngosan ke Lokasi Bukit Muhasabah
![]() |
bukit muhasabah panyabungan - image via amir mahmud pulungan |
Di balik keindahan itu, terselip rute yang lumayan menguras keringat untuk dapat sampai ke puncak. Di mana jalan yang harus dilalui tergolong terjal dan masih berbatu-batu. Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya akses yang wajib dilintasi wisatawan saat musim hujan.
Entah pernah mengalami atau tidak, semakin sulit akses ke suatu destinasi, semakin alami pemandangan yang akan didapatkan. Begitu pun tempat wisata di Panyabungan ini. Dari arah kota kamu harus ngos-ngosan mengendarai motor atau mobil selama 15 menit.
2. Panorama Indah Kota Panyabungan
![]() |
bukit muhasabah via herman sinulingga/fb |
Bahkan dari sini, pengunjung dimanjakan dengan panorama Sungai Batang Gadis yang begitu legendaris. Jika bertukar arah pandang sejenak, maka pemandangan di ufuk barat tak kalah epik. Barisan hutan bagaikan taman tropis yang membentengi panyabungan menciptakan panorama yang asik.
Di bukit yang tidak terlalu luas ini, bebatuan besar dengan bentuk tak serupa menyelimuti permukaan tanah. Batu granit itu sengaja disusun membentuk pola yang unik. Selain dimanfaatkan pengunjung untuk latar berfoto, fasilitas alam itu juga bisa digunakan untuk tempat duduk.
Itu adalah pemandangan Bukit Muhasabah di siang hari, saat senja dan malam, lampu-lampu yang berkelap-kelip dari kota Panyabungan akan memberikan panorama dengan nuansa berbeda.
3. Tempat Hunting Foto
![]() |
image via fb/yola faradina |
Sebagai salah satu kegiatan mengasyikkan, berfoto di sini tidak akan kehabisan ide. Entah berpose di antara bebatuan atau menunggu matahari terbenam, semua foto yang dijepret akan tampak menarik untuk diunggah ke sosial media. Tak harus memakai kamera DSLR, menggunakan kamera hand phone tidaklah kalah keren.
Lantaran dikelola oleh Pemkab Madina, obyek wisata ini tidak memasang tiket ataupun biaya masuk. Ya, tempat tersebut dibangun sebagai rekreasi publik. Niatnya, agar semua orang dapat berwisata murah meriah, bahkan tanpa mengeluarkan sepeser pun biaya.