MASIGNASUKA101
7168738000188950837

Menyusuri Aek Sigeaon, Sungai Legendaris di Tarutung

Menyusuri Aek Sigeaon, Sungai Legendaris di Tarutung
Add Comments
4/07/2020
Mendekati hari libur, banyak dari kita yang sibuk mempersiapkan tiket pesawat dan tujuan wisatanya. Padahal, destinasi sekitar yang mungkin tidak terlalu jauh juga layak untuk ditelusuri. Kota Tarutung contohnya, tersimpan wisata sungai yang legendaris di Sumatera Utara yaitu Aek Sigeaon.

Pada masanya, Aek Sigeaon adalah sungai bervolume besar selain Aek Situmandi yang menjadikan kota Tarutung banyak didatangi perantau sebagai pemukiman baru. Karena begitu besar dampak sungai ini terhadap berbagai lini kehidupan sehingga namanya diabadikan pula dalam sebuah lagu daerah Batak Toba.

Belakangan, Aek Sigeon mengalami pengurangan intensitas tinggi. Bahkan sungai yang dibendung untuk dijadikan waduk nasibnya pun terbengkalai. Di balik sederet hal itu, Aek Sigeaon menyimpan potensi wisata sungai yang jika dikembangkan akan menjelma sebagai atraksi baru.

1. Sejarah Aek Sigeaon

aek sigeaon
age sigeaon - image credit: @hushusland
Desau air yang tak terbendung dari arah Aek Sigeaon kemudian bermuara ke Aek Godang di Pahae memang terbentuk secara alami sejak ratusan tahun silam. Namun, sungai tersebut telah menciptakan sejarah peradaban panjang hingga akhirnya daerah di mana sungai ini telah berubah menjadi kota kecil yang lebih familiar dengan sebutan Kota Tarutung.

Para tetua menyebut sungai itu sudah ada, bahkan jauh sebelum Tarutung populer seperti sekarang. Dikisahkan bahwa dahulu kala, rumah-rumah penduduk belum padat, sedangkan jalan di tepian sungai kerap digunakan para pelintas untuk menuju pusat keramaian.

Masuknya Belanda turut memengaruhi perjalanan sejarah Aek Sigeaon. Paska kedatangannya, mereka kemudian mendirikan beberapa jembatan agar memudahkan jalur transportasi yang mendukung akses perdagangan antar daerah. Masyarakat yang biasanya menyeberang dengan menyusuri sungai akhirnya tak perlu lagi melakukan pola lama.

Kedua jembatan penyeberangan di sungai legendaris Tarutung tersebut memang tidak bisa lagi dilihat wujudnya. Menurut telusuran travelingmedan.com jembatan itu sengaja dirobohkan dan diganti dengan jembatan baru lantaran mengingat kondisinya yang tak lagi layak digunakan.

2. Peran Ganda Aek Sigeaon



Sungai Sigeaon berasal dari barisan pegunungan di wilayah Humbahas dan Tapanuli Utara, melintasi beberapa desa serta kabupaten sebelum bermuara, menyatu dengan laut Sibolga. Lantaran memiliki panjang mencapai 12 kilometer, sumber daya alam tersebut digunakan oleh warga untuk kebutuhan pengairan sawah.

Demi memenuhi kebutuhan irigasi, sungai di jantung ibukota yang membagi Tarutung menjadi dua bagian tersebut, dikembangkan sebagai salah satu bendungan di Tapanuli Utara. Sayangnya, perannya tak sesuai dengan harapan akibat intensitas sungai yang saban hari mulai sulit ditebak. Tatkala kemarau berkepanjangan, debitnya berkurang dratis sedangkan pada musim penghujan, sungai meluap hingga melimbah ke tepi jalan.

Di beberapa titik perkampungan yang dilewati sungai, tak sedikit penduduk memanfaatkan airnya untuk tempat budidaya ikan tawar. Malangnya debit sungai tak lagi stabil seperti sedia kala sehingga tak cukup mampu untuk mengairi tambak dan kolam.

Baca Juga: Menikmati Wisata Religi ke Salib Kasih Tarutung

3. Destinasi Wisata Sungai

aek sigeaon sungai di tarutung
image credit @visit_taput
Kendati bukanlah ikon pariwisata, Aek Sigeaon memiliki nilai tersendiri baik bagi penduduk asli Tarutung maupun para pendatang. Kalau sekarang kamu mengunjungi salah satu sungai di Sumatera Utara yang dikenal karena keunikannya ini, maka kamu akan menemukan sebuah spot menarik berbentuk tulisan "Aek Sigeaon".

Para wisatawan umumnya berfoto di spot kota tersebut sebagai kenang-kenangan. Sedangkan di pinggir sungai berdiri beberapa warung kopi yang tak jarang dikunjungi wisatawan untuk tempat nongkrong. Dari sini kamu dapat merasakan megahnya Aek Sigeaon.

Mengutip sedikit lirik lagu legendaris Aek Sigeaon yang diciptakan oleh Viktor Pardede, "Di rura silindung di toru ni dolok, pamolusan ni aek aek sigeaon i, disi do pusok ki, parmeammantai nang paridiani" yang berarti "di sanalah ari-ariku (pusar), tempat bermain dan tempat mandi" - sepertinya sudah jelas mendeskripsikan tentang peran vital sungai di kota Tarutung ini.
TMC

Halo, thank you for visiting our official site: travelingmedan.com -