Memang apa hubungannya? Cobalah mengunjungi Onan Balerong. Nanti setibanya di Pasar Balige yang terletak di Jalan Sisingamangaraja ini, kamu akan melihat kegiatan jual beli barang yang tak jarang disertai dengan pertanyaan: "Sadia arga ni an,?" (Berapa harga itu) atau "Dang boi hurang arga ni lapet an? (Tak bisa kurang harga lapet itu?),"
Wah, kalau mau melihat pasar tradisional saja kenapa harus pergi ke kabupaten Toba? Eits, Onan Balige adalah salah satu keunikan Pasar Balige. Di luar dari keunikan itu, di sini juga tersimpan beberapa bangunan adat Batak yang berumur ratusan tahun.
1. Sejarah Pasar Balige "Onan Balerong"
![]() |
pasar balige - image via @iwanvanwilan |
Setelah rampung dikerjakan, maka kolonial Belanda menjadikan Balairung (Balerong) sebagai tempat hiburan, panggung rakyat sekaligus ruang pertemuan terbuka. Dahulu, berbagai kesenian lokal dan teater opera sering kali dipentaskan.
Sepeninggalnya, fungsi Balerong mulai mengalami perubahan ketika kolonial Belanda angkat kaki dari Sumatera Utara. Bahkan sekarang, tempat ini disulap jadi pasar Balige.
Transaksi jual beli di Pasar Balige aktif setiap hari. Hanya saja, Jumat adalah puncak paling ramai sebab warga yang berasal dari desa di wilayah Kab. Toba Samosir akan berduyun-duyun menuju tempat ini untuk menjual hasil bumi dan membeli kebutuhan pokok.
2. Atraksi Wisata di Pasar Balige
![]() |
onan balerong image via @delsop |
Pasar Balige ini memiliki kawasan yang memanjang hingga ke area pelabuhan. Sebagai atraksi wisata, kamu bisa melakukan beberapa kegiatan selama mengunjungi pasar tradisional di tepi Danau Toba tersebut. Paling utama ialah menikmati sentuhan ukiran tradisional yang terpatri indah di bagian Balerong.
Tepat di depan 5 buah bangunan tradisional Balerong tersebut terdapat ikon bertuliskan "Balige" yang selalu dijadikan para pengunjung untuk tempat berfoto. Di balik kemegahannya, tersimpan bahwa kelima balai ruang itu merupakan satu-satunya peninggalan Belanda di Tobasa.
Saat ini tampilan Pasar Balige memang sudah sedikit berubah. Kendati terkesan lebih modern, tapi unsur budaya Batak masih terasa kental. Hal itu sengaja dijaga agar Onan Balerong tak kehilangan marwahnya sebagai tujuan pasar wisata tradisional.
Sembari menyaksikan para pedagang dan pembeli berlalu-lalang, kamu bisa menjepret kegiatan di pasar ini seraya berjalan menuju pelabuhan Balige. Di sini tak kalah ramai, karena pengunjung pasar tradisional berasal dari berbagai tempat, bahkan tak sedikit yang datang dari Pulau Sibandang dan Nainggolan.
Sebelum pulang, jangan lupa untuk membeli beberapa oleh-oleh Danau Toba ya. Banyak benda unik yang bisa kamu temukan di sana. Ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Tobasa, beliau juga menyempatkan diri untuk mampir ke sini lho!.