Sangking begitu familiar, Jembatan Titi Gantung merupakan landmark yang bahkan 'hafal luar kepala' bagi warga Medan. Siapa coba tidak tahu obyek wisata di dekat Stasiun Kereta Api tersebut? Bukan hanya tawarkan keindahan artistik, pun awal berdirinya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong.
Jembatan Titi Gantung
Kerap dipanggil Titi Gantung, jembatan ini melintang di atas jalur Kereta Api dan berada di sebelah kanan Vihara Setia Budi. Belakangan, kawasan urban Medan tersebut menjadi semakin megah karena di atasnya dibangun jalan layang kereta api sepanjang 10,8 km, menghubungkan Pulo Brayan dan Perumnas Mandala."Identitas Titi Gantung yang paling jelas diingatan adalah tempat jual beli buku bekas di Medan,"
Padahal, di balik derasnya morfologi kota Medan, sejarah perjalanan Jembatan Titi Gantung setidaknya dapat dibagi ke dalam 3 kurun waktu berbeda, yakni masa kolonial, paska kemerdekaan dan tahun 2010-an.
1. Awal Berdirinya Titi Gantung
![]() |
titi gantung, salah satu landmark kota medan - via @nizarkausar/googlemap |
Jembatan kuno sepanjang 45 meter tersebut ditopang oleh tembok dengan ketinggian 6-7 meter. Uniknya, proyek Titi Gantung tempo dulu sudah memiliki konsep sempurna yang ramah dan memenuhi hak pejalan kaki. Hal itu dapat dilihat dari ketersediaan tangga khusus di kedua sisi pintu keluar masuk.
Sejak tempo dulu hingga sekarang, jembatan yang diresmikan tahun 1920 tersebut memiliki fungsi ganda, yakni sebagai jalur penyeberangan dan tempat bersantai. Bangunan yang tinggi menyuguhkan lanskap kota. Tak heran, titi yang menggantung itu menjadi spot favorit elit Belanda untuk nongkrong sore hari.
2. Jadi Tempat Jual Buku Murah
![]() |
jembatan titi gantung tempo dulu, 1930 via tropenmuseum |
Bagi pelajar dan mahasiswa, inilah tempat berburu buku bekas di Medan yang termurah sekaligus terlengkap pada masanya.
Sejalan dengan gerak pemko, jembatan kuno di Medan ini kemudian dibenahi ulang. Prosesnya cukup alot dan butuh waktu panjang, ditandai dengan relokasi para pelapak buku ke tempat baru. Tindakan itu bahkan sempat diwarnai penolakan dan penggusuran yang menghebohkan sejak tahun 2010 hingga 2017.
3. Tahun 2017 hingga Sekarang
![]() |
image via jaka agita putra |
Nuansa urban di jembatan ini pun lumayan terusik dengan kondisi yang sudah minus dari segi perawatan. Sejarah Titi Gantung seolah redup di tengah himpitan bangunan tinggi. Mungkin tidak banyak para pelintas jembatan yang mengetahui seluk-beluk di balik keberadaan bangunan ikonik tersebut.
Sedikit ironis, ketika kalian mengunjungi spot wisata di kawasan Urban Medan ini, kebersihannya tak sesuai harapan. Serakan sampah tampak membumbui pemandangan. Para pedagang buku pun digantikan penjaja makanan kaki lima.
BACA JUGAWalaupun demikian, tempat wisata gratis di kota Medan ini seyogianya masih menarik untuk ditapaki. Entah sekedar menghabiskan waktu sore atau untuk berburu foto arstistik yang memuat sejarah morfologi perkotaan.
1. Gedung Lonsum (London Sumatera) - Saksi Bisu Medan Era 90-an
2. Keindahan Rumah Tjong A Fie: Profil Wisata & Tiket Masuk 2020
Lokasi
Jika ingin melihat langsung, kalian bisa beranjak dan mengarahkan kendaraan ke alamat Titi Gantung yakni Jalan Kereta Api No.2 B, Kesawan, Kota Medan, Sumatera Utara 20111. Selengkapnya lihat pada map terlampir berikut.Letaknya berdekatan dengan beberapa bangunan modern sehingga sangat mudah untuk ditemukan seperti Rumah Sakit Murni Teguh, Vihara Setia Budi dan Mall Centre Point.
Akses ke lokasi tersebut dibatasi hanya untuk roda dua atau motor. Karena itu, bagian kalian yang menggunakan kendaraan roda empat, dianjurkan untuk memarkir kendaraan di Lapangan Merdeka saja. Opsi lain, memakai transportasi publik yang trayeknya melintasi rute Lapmer dan stasiun KA.