MASIGNASUKA101
7168738000188950837

Menapaki Jembatan Titi Gantung di Kawasan Urban Medan

Menapaki Jembatan Titi Gantung di Kawasan Urban Medan
Add Comments
5/10/2020
Kawasan wisata urban di kota Medan menghadirkan generasi destinasi baru yang berhubungan dengan tourist historic city. Dari sekian banyak spot, salah satu yang memenuhi kriteria tersebut adalah Jembatan Titi Gantung.

Sangking begitu familiar, Jembatan Titi Gantung merupakan landmark yang bahkan 'hafal luar kepala' bagi warga Medan. Siapa coba tidak tahu obyek wisata di dekat Stasiun Kereta Api tersebut? Bukan hanya tawarkan keindahan artistik, pun awal berdirinya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong.

Jembatan Titi Gantung

Kerap dipanggil Titi Gantung, jembatan ini melintang di atas jalur Kereta Api dan berada di sebelah kanan Vihara Setia Budi. Belakangan, kawasan urban Medan tersebut menjadi semakin megah karena di atasnya dibangun jalan layang kereta api sepanjang 10,8 km, menghubungkan Pulo Brayan dan Perumnas Mandala.

"Identitas Titi Gantung yang paling jelas diingatan adalah tempat jual beli buku bekas di Medan,"

Padahal, di balik derasnya morfologi kota Medan, sejarah perjalanan Jembatan Titi Gantung setidaknya dapat dibagi ke dalam 3 kurun waktu berbeda, yakni masa kolonial, paska kemerdekaan dan tahun 2010-an.

1. Awal Berdirinya Titi Gantung

jembatan titi gantung medan
titi gantung, salah satu landmark kota medan - via @nizarkausar/googlemap
Dibangun tahun 1885, sejarah pendirian Titi Gantung oleh Kolonial Belanda berawal dari keinginan penjajah untuk membangun sarana transportasi massal pada tahun 1883 di Sumut. Agar warga tidak sembarangan melintasi rel, maka dibangunlah jembatan penghubung jalan Irian Barat dan Lapangan Merdeka.

Jembatan kuno sepanjang 45 meter tersebut ditopang oleh tembok dengan ketinggian 6-7 meter. Uniknya, proyek Titi Gantung tempo dulu sudah memiliki konsep sempurna yang ramah dan memenuhi hak pejalan kaki. Hal itu dapat dilihat dari ketersediaan tangga khusus di kedua sisi pintu keluar masuk.

Sejak tempo dulu hingga sekarang, jembatan yang diresmikan tahun 1920 tersebut memiliki fungsi ganda, yakni sebagai jalur penyeberangan dan tempat bersantai. Bangunan yang tinggi menyuguhkan lanskap kota. Tak heran, titi yang menggantung itu menjadi spot favorit elit Belanda untuk nongkrong sore hari.

2. Jadi Tempat Jual Buku Murah

titi gantung medan
jembatan titi gantung tempo dulu, 1930 via tropenmuseum
Setelah Belanda angkat kaki, Titi Gantung bertambah lagi fungsinya. Satu per satu para penjual buku bekas mulai mengisi setiap sudut lapak kosong dengan barang dagangan mereka. Suasananya tambah meriah, sejak pagi sampai larut malam, sekalipun jembatan ini tak pernah sepi.

Bagi pelajar dan mahasiswa, inilah tempat berburu buku bekas di Medan yang termurah sekaligus terlengkap pada masanya.

Sejalan dengan gerak pemko, jembatan kuno di Medan ini kemudian dibenahi ulang. Prosesnya cukup alot dan butuh waktu panjang, ditandai dengan relokasi para pelapak buku ke tempat baru. Tindakan itu bahkan sempat diwarnai penolakan dan penggusuran yang menghebohkan sejak tahun 2010 hingga 2017.

3. Tahun 2017 hingga Sekarang

titi gantung medan
image via jaka agita putra
Anehnya, Titi Gantung sampai sekarang belum juga ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pihak terkait. Padahal jika ditelusuri dari sejarah dan perjalanan jembatan itu sendiri, tersimpan sisi urban Medan yang nilainya dapat 'dijual' kepada wisatawan.

Nuansa urban di jembatan ini pun lumayan terusik dengan kondisi yang sudah minus dari segi perawatan. Sejarah Titi Gantung seolah redup di tengah himpitan bangunan tinggi. Mungkin tidak banyak para pelintas jembatan yang mengetahui seluk-beluk di balik keberadaan bangunan ikonik tersebut.

Sedikit ironis, ketika kalian mengunjungi spot wisata di kawasan Urban Medan ini, kebersihannya tak sesuai harapan. Serakan sampah tampak membumbui pemandangan. Para pedagang buku pun digantikan penjaja makanan kaki lima.
BACA JUGA
1. Gedung Lonsum (London Sumatera) - Saksi Bisu Medan Era 90-an
2. Keindahan Rumah Tjong A Fie: Profil Wisata & Tiket Masuk 2020
Walaupun demikian, tempat wisata gratis di kota Medan ini seyogianya masih menarik untuk ditapaki. Entah sekedar menghabiskan waktu sore atau untuk berburu foto arstistik yang memuat sejarah morfologi perkotaan.

Lokasi

Jika ingin melihat langsung, kalian bisa beranjak dan mengarahkan kendaraan ke alamat Titi Gantung yakni Jalan Kereta Api No.2 B, Kesawan, Kota Medan, Sumatera Utara 20111. Selengkapnya lihat pada map terlampir berikut.



Letaknya berdekatan dengan beberapa bangunan modern sehingga sangat mudah untuk ditemukan seperti Rumah Sakit Murni Teguh, Vihara Setia Budi dan Mall Centre Point.

Akses ke lokasi tersebut dibatasi hanya untuk roda dua atau motor. Karena itu, bagian kalian yang menggunakan kendaraan roda empat, dianjurkan untuk memarkir kendaraan di Lapangan Merdeka saja. Opsi lain, memakai transportasi publik yang trayeknya melintasi rute Lapmer dan stasiun KA.
TMC

Halo, thank you for visiting our official site: travelingmedan.com -