MASIGNASUKA101
7168738000188950837

Menara Air Tirtanadi - Cerita Di Balik Wisata Mercusuar PDAM

Menara Air Tirtanadi - Cerita Di Balik Wisata Mercusuar PDAM
Add Comments
5/29/2020
Sebuah menara tampak megah, menjulang tinggi di simpang empat jalan Sisingamangaraja, Medan. Menara air milik Tirtanadi tersebut seolah tak lazim, konstruksinya menyerupai mercusuar yang terlihat tua meski tak usang. Pondasi bata kemerahan dengan tiang besi penyangga semakin mencolok jika dilihat ke arah atas, tangki penampung air diberi cat warna merah dan putih.
menara air tirtanadi

Menyebut landmark kota Medan, maka Menara Air Tirtanadi adalah salah satu simbol visual yang kala itu dianggap sebagai penanda geografis paling otentik. Selain menjadi identitas daerah, menara warisan kolonial Belanda tersebut merupakan obyek wisata yang memiliki sejarah tersendiri.

1. Sejarah

Andai sejarah ditelusuri, bisa diterka bahwa Menara Air Tirtanadi merupakan bangunan penting pada masanya. Saat ekspansi kolonial Belanda di tahun 1602 ke Indonesia, Medan tak luput dari incaran kolonial. Mereka gencar membangun basis kota secara bertahap, termasuk menara air yang pada awalnya diberi nama "NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih".

Soal tahun dibangun, menara air itu didirikan antara tahun 1905 - 1908 oleh salah satu perusahaan asal Negeri Kincir Angin yang berkantor pusat di Amsterdam. Saat itu, pengerjaan menara diawasi langsung oleh 4 orang ternama di perusahaan Deli Steenkolen Maatschappij. Satu diantaranya yang paling berpengaruh penting adalah Hendrik Cornelius.

Diceritakan jika semula, limpahan air dari menara yang dibangun selama 3 tahun itu, hanya boleh dirasakan manfaatnya oleh kalangan tertentu. Bukan masyarakat biasa, tetapi kaum elit dan kolonial belaka. Hal menyedihkan itu terus berlangsung hingga 1942.

Keluarnya Belanda dari Indonesia pada 9 Maret 1942 menandai akhir kesenjangan. Sederet properti yang dibangun seperti Balai Kota Medan Lama, Titi Gantung, Stasiun Kereta Api, Gedung London Sumatera dan lainnya diserahkan secara non-formal kepada Indonesia.

Pada masa modern, menara air tersebut tetap menunjukkan eksistensi. Fungsinya tak diubah, sempat menjadi sumber air bagi masyarakat kota Medan lewat kontrol PDAM Tirtanadi. Beberapa tahun terakhir, Tirtanadi Water Tower dipugar setelah direnovasi.

2. Keunikan

Disahkan oleh Kemendikbud pada tahun 2008, Menara Air Tirtanadi menjadi warisan cagar budaya dengan nomor induk objek benda OBPO2017033100974.

Dengan ketinggian 42 meter, diameter 13 meter dan berat keseluruhan sekitar 340 ton. Konstruksi bangunan tua serta pola arsitektur khas yang termasuk rumit adalah keunikan Menara Air Tirtanadi. Pun, era sejarah yang konon tertuang di dalamnya ikut menciptakan keistimewaan tersendiri.

Berangkat dari nilai sejarah serta kekhasan itu, Wagub Sumatera Utara merencanakan pendirian museum di kawasan historis yang kini dikontrol penuh oleh PDAM Tirtanadi tersebut. Sehingga segala sesuatu yang terkait dengan menara, dapat terpatri dan tetap dikenal sepanjang masa.

3. Bagian-bagian Menara Air Tirtanadi

Menara Air Tirtanadi merupakan kumpulan konstruksi bangunan penampung air yang diadopsi dari negara Belanda. Secara detail, terdiri dari resevoir, pondasi tower beton bertulang, besi siku bersambung dan tangki di bagian puncak yang dapat diisi benda cair dengan ukuran 1.200 meter kubik.

Sederet stasiun TV pernah juga mengulik isi di dalam tower tersebut. Apalagi sebelumnya, sempat dijadikan sebagai landmark kota. Tak ada keanehan atau misteri menyelimutinya. Bahkan saat berdiri di antara besi penyangga, keindahan sekitarnya dapat dijangkau mata karena bangunan itu cukup tinggi.

Soal dari mana sumber air yang mengisi menara itu, PDAM Tirtanadi dalam laman situs resminya mengatakan jika Belanda rutin mengangkut air dari pegunungan Sibolangit. Setelah disaring, kemudian dialirkan ke rumah-rumah orang terpilih.

4. Lokasi

Kalian dapat mengunjungi Menara Air Tirtanadi, lokasinya berada di Jalan SM Raja dan Jalan Pandu, Nomor 15, Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara. Letak menara air itu sendiri mudah dijangkau dari jalan raya sehingga tidak menyulitkan pengunjung saat ingin menemukan landmark historis tersebut.



Sekarang, sekitar kawasan Menara Air Tirtanadi telah disesaki oleh pertokoan. Posisinya tepat di kantor pusat PDAM Tirtanadi. Tempat itu bisa dimasuki oleh wisatawan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada satpam/security yang bertugas. Jam kunjungan sesuai dengan operasional kantor, mulai pukul 08:00 hingga 16:00 setiap hari.

Yap, itulah ulasan tentang Menara Air Tirtanadi yang cukup menarik untuk dijadikan tujuan wisata sejarah. Kalau kalian hendak ke sana, tidak akan dipungut tiket masuk. Pasalnya, destinasi tersebut masuk objek wisata gratis di Kota Medan.
TMC

Halo, thank you for visiting our official site: travelingmedan.com -