Bila pernah melintas dari arah Tarutung ke Siborong-borong, maka akan melewati sebuah area dengan lanskap alam berbentuk jurang menganga. Nama populer yang diberikan oleh warga terhadap tempat tersebut adalah Lombang Rarat.
Berlokasi persis di Desa Parik Sabungan dan Pintu Bosi, Kec. Siborong-Borong, Kab. Tapanuli
Utara, Sumatera Utara, Lombang Rarat menjadi salah satu fenomena alam yang menyedot perhatian publik. Mulai dari proses terbentuknya hingga kondisi areanya sendiri yang sering kali membuat orang penasaran.
Utara, Sumatera Utara, Lombang Rarat menjadi salah satu fenomena alam yang menyedot perhatian publik. Mulai dari proses terbentuknya hingga kondisi areanya sendiri yang sering kali membuat orang penasaran.
Melalui berbagai sumber, Travelingmedan.com sudah mengumpulkan sederet fakta unik mengenai fenomena alam yang ada di Lumbang Rarat. Namun seperti diketahui, tempat ini bukanlah objek wisata yang layak dikunjungi. Maka tetaplah hati-hati jika berminat kesana.
1. Terjadi Akibat Letusan Gunung Toba
![]() |
image via: manogar napitupulu |
Tak banyak orang mengetahui Lombang Rarat terbentuk karena meletusnya gunung Toba. Dikutip dari kompas.id disebutkan jika pada 74 ribu tahun silam - tumpukan lapisan paling atas dari gunung tersebut menyebar hingga ke daerah Siborong-borong.
Dalam artikel itu dikatakan juga kalau pada mulanya tempat ini ditutupi oleh material letusan Gunung Toba, seperti; batu kuarsa, pasir dan semen. Tetapi lama-kelamaan, material tersebut terkikis perlahan oleh air hujan dan membentuk tebing curam yang mudah longsor.
Hal itu semakin diperparah dengan letak wilayah Tapanuli Utara yang dilintasi oleh patahan bumi. Tanah di wilayah kabupaten tersebut memang bersifat rapuh. Dibuktikan dengan banyaknya sumber air panas di daerah ini, sebut saja Sipoholon Hot Springs.
2. Asal Usul Nama Lombang Rarat
![]() |
terdapat aliran sungai kecil di bagian dasar jurang - image via: instagram/airang27.homestay |
Dinamai demikian karena secara sosial budaya dan administrative, Lombang Rarat memang berada di daerah Tapanuli yang didominasi oleh suku Batak.
Dimana kata 'Lombang' atau 'Lumbang' berarti jurang, sedangkan 'Rarat' artinya menyebar. Julukan tersebut sengaja disematkan warga lantaran ukuran jurang ini semakin dalam dan bertambah luas dari waktu ke waktu.
Luas jurang tersebut hingga sekarang sudah mencapai 5 hektar. Diperkirakan, luasnya akan terus bertambah mengingat intensitas longsor yang semakin sering terjadi pada bagian tebing di jurang ini.
3. Sering Mengalami Longsor
![]() |
kondisi jalan yang longsor akibat fenomena alam - image via: sihar napitupulu/googlemap |
Tanah amblas adalah fenomena alam yang sering terjadi di tempat ini. Bahkan beberapa tahun terakhir, para petani yang membuka lahan dan bercocok tanam di sekitar area terpaksa meninggalkan perladangan mereka.
Tidak hanya perladangan, jalan penghubung antar desa yang dulu dibangun di dekatnya pun harus dialihkan ke lokasi lain untuk menghindari kecelakaan.
Terakhir kali diukur, kedalamannya sudah mencapai 50 meter. Begitu juga dengan luasnya yang semakin melebar. Pengunjung yang sudah pernah ke sana mengaku ngeri dan bergidik melihat jurang yang bentuknya sudah seperti lembah tersebut.
4. Jadi Bahan Penelitian
Seperti fenomena alam unik lainnya di Indonesia, pun titik pandang di Sumatera Utara yakni Lombang Rarat ini menjadi salah satu objek penelitian. Sudah ada beberapa peneliti dari luar dan dalam negeri mendatangi tempat tersebut.
Meskipun tergolong unik - tetapi bagi wisatawan, tempat ini bukanlah objek wisata yang recommended dikunjungi. Sebab tebing di area tepi jurang rawan longsor. Dari beberapa media dikatakan jika kawasan ini sudah sering memakan korban.
Itulah dia fakta memarik tentang Lombang atau Lumbang Rarat. Semoga bisa menambah wawasan teman TM mengenai ragam fenomena alam yang ada di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia tercinta.